
Pintu Masuk Pasar Beringharjo
Kalau pernah jalan-jalan ke Malioboro, pasti tahu dong ada satu pasar besar yang selalu ramai pengunjung — itulah Pasar Beringharjo. Buat warga Jogja, pasar ini bukan sekadar tempat belanja, tapi juga saksi sejarah panjang sejak zaman Keraton berdiri. Nah, biar makin kenal sama salah satu ikon Jogja ini, yuk kita kupas sejarahnya!
Asal-Usul Nama Beringharjo
Nama Beringharjo punya makna mendalam. Kata “Bering” berasal dari pohon beringin yang dulu tumbuh lebat di area ini, sedangkan “Harjo” artinya kemakmuran. Jadi, filosofi dari Pasar Beringharjo adalah harapan supaya tempat ini bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat Jogja.
Dari Alun-Alun ke Pasar Rakyat
Sejarahnya dimulai sejak abad ke-18, tepatnya setelah Sultan Hamengkubuwono I membangun Keraton Yogyakarta. Awalnya, area ini hanyalah hutan beringin luas. Lama-kelamaan, banyak warga yang berjualan di sekitar tempat itu, sehingga terbentuklah pasar rakyat yang makin hari makin ramai.
Pada tahun 1925, pasar ini resmi dibangun permanen dengan arsitektur khas kolonial. Gedung utama yang masih berdiri sampai sekarang jadi saksi bisu bagaimana Beringharjo tumbuh menjadi pusat perdagangan.
Pusat Ekonomi dan Budaya
Sejak dulu, Pasar Beringharjo jadi urat nadi perekonomian Jogja. Di sini, orang bisa menemukan batik, jamu tradisional, rempah, sampai kuliner khas yang melegenda. Nggak heran kalau pasar ini sering disebut sebagai wajah ekonomi dan budaya Yogyakarta.
Selain itu, Beringharjo juga jadi tempat bertemunya berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari pedagang kecil, pembeli lokal, hingga wisatawan mancanegara yang penasaran sama suasana pasar tradisional Jogja.
Pasar yang Nggak Pernah Mati
Walaupun zaman terus berubah, Beringharjo tetap eksis sampai sekarang. Bahkan, pasar ini sudah dilengkapi dengan area modern tanpa meninggalkan nuansa klasiknya. Jadi, setiap kali kamu jalan ke Malioboro, mampir sebentar ke Beringharjo bisa jadi pengalaman seru — sekaligus nostalgia sejarah panjang Jogja.
Penutup
Sejarah Pasar Beringharjo bukan cuma soal tempat belanja, tapi juga tentang identitas Jogja. Dari hutan beringin, jadi pasar rakyat, lalu berkembang jadi ikon budaya, Beringharjo membuktikan dirinya sebagai salah satu denyut nadi kehidupan kota.
Kalau kamu ke Jogja, jangan lupa mampir ya. Siapa tahu, selain dapat batik murah, kamu juga bisa merasakan aura sejarah yang masih kental di setiap sudut pasar ini.
Artikel Terbaru
- October 2, 2025
Jathilan: Antara Mistis, Hiburan, dan Tradisi
- September 27, 2025
Pantai Parangkusumo: Harmoni Mistis dan Alam yang Menyentuh Jiwa
- September 23, 2025